I grew up in this town, my poetry was born between the hill and the river, it took its voice from the rain, and like the timber, it steeped itself in the forests. -Pablo Neruda

Senin, 28 Februari 2011

Hingga akhirnya kita duduk bersama...


Aku tidak pernah berpikir untuk pernah duduk bersama denganmu,
Sumpah, berpikir pun tidak!
Semua terjadi di luar akal sehat manusia...
seolah ada tangan Tuhan *kalau aku saja memercayainya* yang campur tangan disini...
Baru saja aku kehilangan akal sehat untuk yang kedua kalinya,
namun, begitu mudahnya aku terjatuh di lubang yang berbeda.
Sumpah! Aku jatuh di lubang yang berbeda!

Kita sama-sama pernah melihat suatu keindahan,
Kita juga sama-sama berada dalam suasana yang sunyi dan sepi.
Tapi, entah kenapa, kita dipertemukan dengan tidak masuk akal.
Di bangku berderet panjang itu, aku seolah menemukan kamu...
Aku tidak bisa melepaskan pandanganku darimu,
Sumpah! Aku tidak bisa!

Kita sama dalam satu hal,
Tapi, kita beda dalam banyak hal...
Semua semakin tidak masuk akal.
Aku seolah kehilangan daya sentuhku...
Aku tidak bisa menyentuh lagi hati seorang perempuan, termasuk kamu.
Di bangku berderet panjang itu, aku duduk bersamamu...
Aku di sebelah kirimu dan kamu di sebelah kananku,
Sumpah! Aku tidak pernah berpikir untuk pernah duduk bersamamu!

Desau angin seolah menerpa jendela luar dengan lembut,
Desis mesin terdengar ibarat nyanyian merdu di konser seriosa.
Tapi, suaramu...lebih indah daripada semuanya, desau dan desis itu.
Aku seperti berbicara dalam bahasa peri,
Aku seolah meracau dalam nada-nada para Muse,
Kamu membuat segalanya semakin indah di seluruh panca indera.
Sumpah! Semua itu lebih indah dari bayanganku tentang surga!

Kamu seperti malaikat ceria yang datang sambung-menyambung,
tidak pernah terputus dan membuatku tersenyum.
Kamu seolah anak lugu yang datang meminta lolipop dariku,
pikiranmu bahwa aku adalah tukang permen lolipop di pinggir ulica Agrykoli yang dermawan.
Memang seperti itu yang kulihat darimu...
Kamu bicara seolah kamu membutuhkan orang dewasa di sisimu,
Tapi, sumpah!! Kamu tidak bisa menemukan dewasa sebelum kamu sendiri mengartikan dewasa yang kamu maksud!
Berilah definisi untuk dewasa yang kamu maksud?
Sumpah! Aku ingin mengetahui versi otakmu!

Hingga akhirnya kita duduk bersama...yang kutemukan dari dirimu hanya satu...
Kamu masih lugu...sangat lugu...

*Berharap kamu melihatnya, Belle...*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar