I grew up in this town, my poetry was born between the hill and the river, it took its voice from the rain, and like the timber, it steeped itself in the forests. -Pablo Neruda

Sabtu, 13 Agustus 2011

Ketika Nice Menjadi Kota Terakhirku..

Kota kecil di pesisir Tenggara Laut Mediterania itu menjadi partikel-partikel mimpi yang dulu tercerai-berai saat masih bersamamu..
Tapi sekarang, semuanya tampak seperti fragment-fragment yang harus disatukan kembali agar membentuk kembali ingatan yang terakhir..
Kalau saja nafas ini bersabar untuk jangka waktu yang sejenak, mungkin aku bisa memandangi kembali mimpi-mimpi yang menakjubkan bersamamu disana..
Yaa, bersama kamu..di Nice la Belle..
Kamu ingat tanggal 12 November - 12 Desember itu?
Kamu ingat ketika kita mengenakan puff jacket karena suasana yg sangat dingin pada bulan itu menyebabkan wajahmu memerah padu dengan pucat dingin?
Kamu ingat Monumen Aux Morts? Place Garibaldi? Cours Saleya? Galerie des Ponchettes?
Kamu juga ingat apa yang kita santap di Negresco sambil memandang ke arah pemandangan yang menyebarkan pondasi-pondasi kultur kota? Socca? Pissaladiere? Salade Nicoise? Ratatouille?
Demi angin yang tidak dapat lagi kurasakan desirnya,aku tidak ingat!
Semua yang kuingat hanyalah potongan-potongan kecil dari kejadian demi kejadian yang tampaknya tertulis dalam kitab takdir Tuhan..


Night at Nice



Ini yang sangat aku harapkan,bidadari surgaku..
Ketika Nice menjadi kota terakhirku,aku bisa mengulang mimpi-mimpi menakjubkan bersamamu lagi..dan terus-menerus..
Sampai aku merasa, Nice adalah surgaku dan surgamu..