I grew up in this town, my poetry was born between the hill and the river, it took its voice from the rain, and like the timber, it steeped itself in the forests. -Pablo Neruda

Sabtu, 05 Maret 2011

Wajah Baru


(Percakapan ini bukan kisah...jangan kamu lebih-lebihkan...)
"Hahaha...percayalah! Aku melihat wajah baru disini! Menakutkan seperti hendak menerkamku dan menerjang hingga aku jatuh hati padanya. Kamu harus melihat wajahnya...menggemaskan meski tetap membuatku risau."
(Kerisauan yang tidak perlu...nasibmu bergantung bukan karenanya...tapi dirimu sendiri.)
"Jangan gila! Nasibku memang tidak bergantung padanya! Tapi...kamu harus melihatnya lebih dulu, wajah baru yang kumaksud...terang dan bersinar...tidak jemu pandangan ini terjatuh pada wajahnya...Anehnya, wajah itu seperti menyimpan kesuraman dan keganjilan."
(Maksudmu?)
" Seolah meremehkan aku dalam lubang keburukan yang paling buruk...seolah tidak pantas aku menikmati kesuraman itu bersamanya...dan seolah aku tidak dewasa menghadapi semua persoalan..."
(Memang itu kamu, bukan?)
"Hahaha...itu bukan aku, kawan! Aku punya banyak kepribadian...dan aku yang sekarang pun bukan aku yang sebenarnya...tapi, untuk wajah baru itu...aku terinspirasi untuk lebih banyak menciptakan aku yang lain."
(Yaa...terserah! Kalau kamu tahu, aku tidak bisa melihat atau bahkan mendengar dengan seluruh panca inderaku untuk mengetahui wajah baru yang kamu maksud...tapi, aku akan merasakannya. Aku merasakan wajah baru itu dengan seluruh genap hati dan perasaanku, Elle...)
"Ckckck...silakan merasakannya, Elle! Kamu akan merasakan apa yang aku rasakan sekarang! Percayalah!"
(...)
"..."
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar